Maltese Dog

Sabtu, 07 April 2012

[FF] I GET YOU

Part 3

Delapan belas hari setelah kesalahpahaman...

Pukul tujuh tepat. Minhyuk sudah bersiap untuk datang ke acara ulang tahun Park Shin Hye yang ke 16. Ia tidak boleh datang terlambat. Kalau ia terlambat, ia tidak bisa menjalankan rencana yang sudah ia susun secara rahasia untuk hadiah Shin Hye. Ia segera mengambil kunci motor, dan bergegas berangkat.
Ia sudah sampai. Acaranya diadakan di halaman belakang rumah Shin Hye. Minhyuk segera memarkirkan motornya, dan bergegas masuk. Sudah sangat ramai. Tapi acaranya belum dimulai. Ia berkeliling menyusuri taman. Shin Hye tidak terlihat. Mungkin ia masih di atas.
Beberapa saat lalu di kamar Shin Yeon..
“Ya! Shin Hye-ya, Minhyuk datang!” seru Shin Yeon yang berdiri di balkon kamarnya.
Jinjja? Aku jadi gugup sekali.”
“Hei, ini kan acara ulang tahun mu. Bukan acara kau mau manggung atau mengisi acara.”
“Benar. Tapi ada Minhyuk.”
“Justru ini kesempatan bagus! Ayo cepat keluar, acara nya akan segera dimulai.” Kata Shin Yeon sambil mendampingi adiknya.”
Shin Hye dan Shin Yeon sedang menuruni tangga menuju halaman belakang rumah mereka. Beberapa kerabat, dan teman-teman mereka sudah berkumpul menunggu acaranya dimulai. Mereka akhirnya sampai di halaman belakang. Shin Yeon segera mengumkan bahwa acaranya telah dimulai.
“Selamat malam.” Kata Shin Yeon mengawali acara. “Perkenalkan nama saya Park Shin Yeon. Kakak perempuan dari Park Shin Hye. Saya sangat berterima kasih kepada semua yang telah hadir di sini, karena dapat menyempatkan diri untuk datang ke pesta ulang tahun Park Shin Hye yang ke 16. Dan saya mempersilahkan Shin Hye untuk memberi sedikit sambutan.” Kata Shin yeon sambil menyerahkan microphone pada Shin Hye.
“Selamat malam semuanya. Pertama-tama, saya sangat berterima kasih pada Tuhan, karena dengan kharunianya, saya masih bisa berdiri di sini dan dapat merayakan ulang tahun saya yang ke 16. Tak lupa saya juga berterima kasih pada Eomma, Appa, Oppa dan Eonnie saya yang telah menjaga dan merawat saya, dan juga teman-teman saya yang telah hadir disini. Sedikit saja dari saya, kembali pada Shin Yeon Eonnie.” Kata Shin Hye sambil mengembalikan microphone pada kakaknya.
Selama acara dimulai, Shin Hye memperhatikan sekelilingnya. Ia mencari Minhyuk. Ia terus mencari, dan akhirnya menemukannya. Minhyuk sedang berdiri di seberang kolam dan mengobrol bersama Shin Hyuk. Shin Hye tersenyum sendiri. Dari sini, Minhyuk telihat tampan dan manis. Ia memakai shirt berwarna putih dan celana jeans. Ternyata Minhyuk sedikit lebih tinggi dari kakaknya. Benar-benar sempurna di mata Shin Hye.

 
“Shin Hye-ya! Sedang apa kau? Mencari Minhyuk.” Tanya Shin Yeon.
Eo? Eonnie bicara apa? Sudahlah. Apa ini saatnya potong kue?” Kata Shin Hye berusaha mengalihkan pembicaraan.
“Mmm, kurasa ini saatnya.”
“Cepat umumkan!” Perintah Shin Hye.
Sementara Shin Yeon mengumumkan, Shin Hye mencari Minhyuk lagi. Tidak ada. Minhyuk sudah pindah tempat. Tiba-tiba Shin Hye merasakan bahunya dipegang.
Sangeil chukkae1, Shin Hye-ya.” Kata Minhyuk yang sudah ada di sebelahnya.
Kkamjagiya2!” Sentak Shin Hye. “ Sejak kapan kau berada di sini?”
“Baru saja. Kenapa? Heran aku sampai di sini cepat sekali?”
“Tidak. Biasa saja” kata Shin Hye bohong.
“Benarkah?”
“Mmm.”
Sejenak hening. Semenit kemudian Minhyuk memulai pembicaraan lagi.
“Shin Hye-ya!”
Eo?”
“Aku...”
Tidak sempat melanjutkan kata-katanya, Minhyuk mendengar suara riuh tepuk tangan. Shin Hye dipanggil maju ke depan untuk acara memotong kue. Sedetik kemudian Shin Hye maju ke depan, meninggalkan Minhyuk sendirian.
Setelah selesai memotong kue, Shin Yeon memulai pembicaraan.
“Shin Hye-ya, silahkan berikan kue yang kau potong untuk orang yang spesial bagimu.” Kata Shin Yeon.
Eonnie! Berikan pada siapa?” kata Shin Hye berbisik.
“Bagaimana kalau Minhyuk?”
“Jangan! Kau ingin mempermalukan aku?” kata Shin Hye setengah marah.
“Ya sudah, berikan saja padaku. Sini!”
“Tidak boleh.” Bentak Shin Hye.
Sesaat kemudian Shin Hyuk datang dan berbisik pada Shin Hye.
“Bagaimana kalau kau simpan dulu untuk Minhyuk?”
Oppa.” Seru Shin Hye.
“Ssst, bagaimana?”
“Tapi kalau dia tidak mau, bagaimana?”
“Memangnya kau pikir dia sejahat itu apa? Mungkin saja saat ini ia sedang menunggu memberikan kuemu padanya.”
“Kenapa kau bisa berkata seperti itu? Apa jangan-jangan kau mengetahui sesuatu?”
“Mengetahui...mengetahui apa?” Kata Shin Hyuk mencoba menyembunyikan sesuatu.
Oppa. Kau tahu sesuatu kan?”  tanya Shin Hye ragu.
“Tahu apa?”
“Ya, apa saja lah, tentang Minhyuk. Benarkan?”
“Tidak.”
Shin Hye menyerah. Ia tidak bisa memaksa kakaknya untuk bicara. Sulit sekali membuat Shin Hyuk terbuka.
“Baiklah. Kalau tidak ada yang mau, kumakan saja sendiri. Eonnie, bilang pada semuanya, tidak ada orang yang akan mendapatkan kue dari ku.” Kata Shin Hye pada Shin Yeon.
“Kau yakin?”
“Mmm, tentu.”
“Baiklah.”


Satu jam berlalu. Sekarang Shin Hye sedang duduk di kursi taman belakang. Acara sudah selesai. Tetapi masih banyak yang belum pulang. Dan tampaknya Minyuk sudah pulang. Shin Hye bingung ingin melakukan apa. Sesaat kemudian ponselnya berdering. Ada pesan masuk. Dari Kang Minhyuk. Untuk apa ia mengirim pesan kepadanya? Tanpa berpikir panjang, Shin Hye membuka pesannya.
‘Aku tunggu kau di taman tempat kau bisa melihat matahari terbenam.’
Taman? Pikir Shin Hye. Untuk apa Minhyuk menyuruhnya datang ke taman malam-malam begini? Tanpa banyak berpikir, Shin Hye menuju ke taman tempat Minhyuk berada.
Sepuluh menit kemudian, Shin Hye sampai di taman yang dimaksud Minhyuk. Ia terus berkeliling taman untuk mencari Minhyuk, tetapi sampai sekarang ia belum menemukannya. Ia berusaha menghubungi Minhyuk, tapi ponselnya tidak aktif. Lalu ia merasa bahunya dipegang.
“Kenapa kau berjalan-jalan sendirian?” Tanya Minhyuk.
Ya! Kau ini kemana saja? Katanya minta bertemu, tapi kau malah menghilang.”
Miane, tadi ada sesuatu.”
“Ooo.”
Sejenak hening, sesaat kemudian Minhyuk meraih tangan Shin Hye kemudian berlari-lari kecil.
“Ya! Kang Minhyuk. Apa yang kau lakukan?”
Mereka berhenti berlari.
“Kau mau ikut aku tidak?” Tanya Minhyuk.
Eoddiro?”
“Nanti kau akan tau.”
Lima menit kemudian, mereka sampai di sebuah tempat untuk bermain ski.
“Ski?” Kau ingin bermain ski? Tanya Shin Hye.
“Benar. Kau bisa kan?”
“Aku terlahir untuk bisa meluncur bebas di es.” Kata Shin Hye sambil masuk, mengganti sepatu, dan meninggalkan Minhyuk.
Kiddaryo, Shin Hye-ya!

Shin Hye sudah memulai permainannya sendiri. Ia ingin membuktikan kemampuan bermain ski nya. Tidak diragukan lagi, Shin Hye sangat mahir. Ia bisa memutar- mutar tubuhnya, meluncur dengan satu kaki, dan berbagai gerakan indah lainnya. Minhyuk terkagum-kagum melihat Shin Hye. Shin Hye terlihat begitu cantik saat meluncur. Sesekali Shin Hye melihat Minhyuk dan melambaikan tangan padanya. Sedetik kemudian Shin Hye meluncur menuju ke arah Minhyuk.
“Minhyuk-a, kenapa kau tidak bermain?”
“Tidak, kau saja.”
“Kau ini, kau yang mengajakku untuk bermain tapi kau malah tidak bermain.”
“Kau ingin aku bermain?”
“Bukannya aku ingin kau bermain, tetapi..”
Belum sempat Shin Hye selesai berbicara, Minhyuk sudah menarik tangan Shin Hye ke arena.
“Woa!” Kata Shin Hye hampir jatuh. “Lho? Kau sudah memakai sepatu ski?” tanya Shin Hye.
“Memangnya tadi kau tidak lihat? Kau sih, setelah kau memakai sepatunya, kau malah langsung pergi meninggalkanku.”
“Baiklah baiklah. Aku tidak akan meninggalkan mu .” dan Shin Hye serius akan hal itu.
Keurae?” tanya Minyuk menggoda.
“Iya.”
“Bagaimana kalau aku menyuruhmu untuk jangan meninggalkanku dalam arti lain?”
Sejenak hati Shin Hye berdegup kencang. Apa mungkin....
“Arti lain? Arti lain bagaimana?”
“Artinya, aku....”
Minhyuk tidak sempat melanjutkan kata-katanya karena tiba-tiba hujan turun sangat deras. Shin Hye secara spontan menarik tangan Minhyuk dan menuju ke tempat yang teduh. Setelah cukup reda, Minhyuk mengajak Shin Hye pergi ke sebuah rumah makan. Setelah mereka memilih tempat duduk, Shin Hye memulai percakapan.
“Oh iya, tadi kau mau mengatakan apa?”
“Apa? Memang aku tadi mau mengatakan sesuatu?”
“Iya, tadi di tempat ski. Katanya kau tidak membolehkan ku meninggalkanmu dalam arti lain. Arti lain apa?”
Minhyuk berusaha memutar otak. Minhyuk rasa ini bukan saatnya.
“Aku..... Ah! Aku menyuruhmu untuk tidak meninggalkan ku lagi saat turun hujan. Dan benarkan? Hujan turun. Dan kau sudah menuruti permintaanku.” Kata Minhyuk berbohong.
“Oh, begitu. Tapi darimana kau tahu kalau akan turun hujan?”
“Aku tidak tahu dari mana-mana. Hanya saja jika turun hujan, kau jangan meninggalkanku.”
“Oh, begitu. Baiklah. Tapi kenapa aku tidak boleh meninggalkanmu saat hujan turun?”
“Kau ini banyak bertanya. Sudah, kau mau pesan apa?”
“Ummm, lemon tea saja.”
“Baiklah. Pelayan!” kata Minhyuk sambil melambaikan tangannya pada salah seorang pelayan di sudut sana.

Empat puluh enam hari setelah kesalahpahaman....

Shin Hye sedang menyendiri di kamanya. Sejak Shin Hye dan Minhyuk bermain ski setelah acara ulang tahun Shin Hye, mereka tidak pernah bertemu lagi. Shin Hye sudah mencoba menghubungi Minhyuk, tetapi ponselnya tidak pernah aktif. Shin Hye juga mencoba bertanya pada kakaknya, Shin Hyuk, tapi Shin Hyuk bilang, ia tidak berangkat sekolah setelah ia menghadiri pesta  ulang tahun Shin Hye. Shin Hye juga pernah mencoba mendatangi rumah Minhyuk. Ibu dan adiknya ada, tetapi Minhyuk tidak. Shin Hye mencoba menanyakannya kepada ibu Minhyuk. Tetapi ibunya bilang tidak tahu. Minhyuk hanya pergi menggunakan koper, dan sebelum ia pergi, ibunya melihat Minhyuk membawa sebuah kertas, terlihat seperti tiket pesawat atau semacamnya. Pada hari itu, Shin Hye menyimpulkan, Minhyuk sudah pergi jauh, dan tidak akan pernah menemuinya lagi.
“Shin Hye-ya. Bolehkah Eonnie dan Oppa masuk?” kata Shin Hyuk pelan. Berusaha tidak membuat Shin Hye terganggu.
Eo? Boleh. Masuk saja.” Kata Shin Hye sambil mengusap air mata yang hampir menetes.
Neon gwaenchana?” tanya Shin Hyuk pada adik bungsunya itu.
“Mmm. Keundae, museun ilisseo? Kenapa tiba-tiba Oppa dan Eonnie menemuiku?”
“Tidak apa-apa. Eonnie hanya takut kau terluka.”
“Terluka darimana? Aku baik-baik saja.” Kata Shin Hye berbohong.
“Jangan berbohong Shin Hye-ya.” Kata Shin Hyuk sambil memegang bahu Shin Hye. “Oppa tau bagaimana perasaanmu saat ini. Kalau kau ingin menangis, menangis saja sekarang.”
Shin Hye hanya menggelengkan kepala. Ia tidak ingin menangis di hadapan kakak-kakaknya itu. Sungguh memalukan.
“Oppa, Eonnie, bisakah kalian keluar sekarang. Aku ingin istirahat. Aku lelah.” Kata Shin Hye sambil langsung berbaring di ranjangnya.
“Oh? Keurae keurae. Oppa, kajja.” Kata Shin Yeon mengajak Shin Hyuk keluar.
Setelah pintu kamar tertutup, Shin Hye merenung sejenak. Ia berusaha menghapus Minhyuk dari pikirannya. Sepanjang hari hanya Minhyuk yang memenuhi benaknya. Shin Hye merasa seolah-olah telah melakukan kesalahan. Sedetik kemudian setetes air mata jatuh membasahi pipi Shin Hye. Shin Hye mengusapnya dengan segera. Lalu air mata itu jatuh semakin deras. Berlomba-lomba membasahi pipi Shin Hye. Terlalu banyak hingga Shin Hye tidak sanggup untuk menghapusnya. Apakah ini akhir perjalanan cintanya? Apakah hanya sampai di sini?



Satu bulan setelah kesalahpahaman...
Pagi telah datang. Hari ini Shin Hye sengaja bangun pagi untuk melihat matahari terbit di taman. Lagi-lagi, bayangan Minhyuk muncul di benaknya. Ia berusaha sekuat tenaga untuk mengenyahkannya. Setelah cukup siap, barulah ia keluar kamar dan menuruni tangga. Anggota keluarganya belum ada yang bangun. Ini kesempatan bagus karena ia tidak mau ada seorangpun yang mengetahui ia mau pergi kemana. Setelah sampai di pintu gerbang, ia ketahuan oleh supirnya.
Agasshi!” kata supir Shin Hye sambil berlari mendekati Shin Hye. “Jam segini mau pergi kemana?”
“Ssstt! Ajjussi, jangan keras-keras. Saya hanya mau keluar sebentar, mencari udara segar dan sedikit berolahraga.”
“Tapi kemana?”
Ajjussi tidak perlu tau. Pura-pura saja Ajjussi tidak melihatku. Jangan beritahu siapapun.”
Ne.” Jawab supir itu ragu.
Shin Hye menyusuri jalan dalam diam. Ia sedikit takut karena tidak banyak orang yang berlalu- lalang. Ia ingin cepat sampai di taman dan melihat matahari terbit. Semenit kemudian Shin Hye sudah sampai. Sepi. Hanya ada bangku kosong dan lampu yang sudah padam. Shin Hye rasa ini akan membuatnya sedikit lebih tenang. Lagi-lagi bayangan Minhyuk muncul. Shin Hye membayangkan, seandainya saja Minhyuk di sini. Betapa bahagianya Shin Hye melihat Minhyuk setalah beberapa lama mereka tidak bertemu. Ia ingin sekali bertemu dengannya. Ia ingin belajar memasak lagi dengannya, dan bermain ski lagi bersamanya. Dan saat Shin Hye duduk di taman ini, Minhyuk selalu datang tiba-tiba dan memegang bahu Shin Hye. Andai saja Shin Hye bisa merasakan saat Minhyuk memegang bahu Shin Hye lagi, sekali saja..
“HOAAAAA!!” kata seorang lelaki sambil menepuk kedua bahu Shin Hye.
Shin Hye langsung tersentak kaget dan berdiri dari tempat duduknya, dan memutar tubuhnya ke arah orang yang mengagetkannya.
“Shin Hye-ya. Katanya mau olahraga, kok malah duduk sendirian di sini. Nggak takut?”
Shin Hye hanya bisa terdiam, setelah ia tau siapa yang ada di hadapannya sekarang. Ia tidak tau harus merasa senang atau sebaliknya.
“Shin Hye-ya. Kenapa kau diam saja? Jawab pertanyaanku.” Kata Minhyuk sambil memegang bahu Shin Hye dengan sebelah tangan. Shin Hye langsung menyingkirkannya.
“Apa yang harus kujawab? Pertanyaanmu sama sekali tidak penting.” Kata Shin Hye tegas.
Ya! Wae geurae? Waehanasseo?” tanya Minhyuk dengan belas kasihan.
“Apakah aku harus bersikap manis, setelah apa yang kau lakukan padaku?”
“Ooh, jadi kau marah?”
“Iiiih!” kata Shin Hye geram. “Neol!” kata Shin Hye gemas sambil mendorong Minhyuk. Seketika itu juga Minhyuk menarik Shin Hye dalam pelukan.
“Miane, Shin Hye-ya. Aku tidak bermaksud...”
Shin Hye melepas pelukan Minhyuk sebelum Minhyuk melanjutkan kata-katanya.
“Jangan macam-macam! Kau pikir kau siapa, seenaknya saja memelukku.” Kata Shin Hye sambil melotot.
“Shin Hye-ya, dengarkan aku. Kumohon.”
“Apa! Apa! Apa!”
“Aku pulang ke Indonesia.” Kata Minhyuk sambil menundukkan kepala.
Mwo?” kata Shin Hye tidak percaya.
“Aku hanya ingin menemui ayahku, hanya mengucapkan selamat ulang tahun, untuk yang terakhir kalinya.”
“Untuk terkhir kalinya? Maksudmu?”
“Mmm.” Kata Minhyuk sambil mengangguk kan kepala, lalu menatap Shin Hye. “Aku tidak akan pergi ke Indonesia lagi. Maaf, aku tidak bermaksud meninggalkanmu. Aku tidak akan meninggalkanmu lagi.” Kata Minhyuk sambil mendekat dan memeluk Shin Hye. “Saranghae.”
Shin Hye tidak percaya. Semuanya terasa mimpi. Ia merasa sedang  bermimpi sedang duduk di taman, kemudian Minhyuk datang, dan mengatakan satu kata sakti seperti itu. Saranghae. Dalam bahasa Indonesia, Aku mencintaimu.
Tapi semua terasa nyata setelah matahari mulai terbit. Shin Hye tidak percaya bisa melihat matahari yang terbit dengan indah, di dalam pelukan orang yang dicintainya. Orang yang selama ini ditunggunya. Dalam pelukan hangat Kang Minhyuk.
“Baiklah.” Kata Shin Hye sambil melepas pelukan. “Aku mau memaafkanmu, tapi dengan satu syarat.”
“Syarat apa?”
“Ikut aku pulang menemui Eonnie ku.”
“Kenapa aku harus menenmui Shin Yeon Noona?”
“Kau mau ku maafkan atau tidak?”
“Hhhh, baik baik.”
Kajja!” kata Shin Hye dengan semangat.
Kurang lebih lima belas menit kemudian, mereka sampai di rumah Shin Hye. Mereka terpaksa jalan kaki karena mereka tidak membawa kendaraan. Setelah Shin Hye membuka gerbang dan mempersilahkan Minhyuk masuk, Shin Hye melihat Shin Yeon sedang duduk di teras sambil membaca majalah.
Eonnie!”
“Shin Hye-ya, darimana saja kau? Minhyuk-a, kau datang?”
Annyeonghaseyo.” Kata Minhyuk sambil membungkukkan badan.
Eonnie! Ini saatnya Eonnie membayar setelah sekian lama aku menunggu, tapi Eonnie tak kunjung menepati janji.”
“Membayar? Membayar apa?” kata Shin Yeon bingung.
Sedetik kemudian, Shin Hye mencium pipi Minhyuk. Membuat Minhyuk kaget dan melototkan matanya yang bulat. Dan perlahan melihat ke arah Shin Hye.
“Minhyuk-a, I GET YOU! Eonnie, berikan aku 500ribu won!”


~~THE END~~

4 komentar:

  1. Waaahh :D keren banget.. walaupun aku baru nyelesain baca sekarang.. miane :( karna lg banya tugas :P *sok sibuk* hehehe :d Fighthing!!!

    BalasHapus
  2. Akhirnya ada ff couple ini juga di blog lain terima kasih buat autor keren ff nyw

    BalasHapus

WARNING!!!! This a Rule for Comment :)

:: jangan komen tentang hal yang bersifat Negatif atau menghina orang lain
:: dimohon yang mempunyai akun pakailah nama akun nya^^
:: Don't be silent ya, "tak komen maka komen lah :D"

Gomawo ;))

comucomu

PitaPata Dog tickers