Maltese Dog

Jumat, 23 Maret 2012

[FF] I GET YOU Part.1

I GET YOU!

Part 1
Annnyeonghaseyo, naneun Park Shin Hye imnida1. Saya pindahan dari Indonesia. Saya harap saya bisa menyesuaikan diri disini.”
“Shin Hye, kau bilang kau pindahan dari luar negeri. Tapi mengapa kau sangat lancar berbahasa Korea? Bahkan kalau dilihat – lihat, wajahmu juga mirip seperti orang Korea.” Kata salah seorang teman di kelasnya.
“Ahh, nae-Eomma2  adalah orang Korea. Lalu menikah dengan ayahku yang keturunan orang Indonesia. Sejak kecil aku diajari dua bahasa, bahasa Korea dan juga bahasa Indonesia.” Kata Shin Hye dengan tersenyum.
“Ooh, begitu ya. Baguslah. Jadi jika kita mengobrol, aku tidak perlu menerjemahkannya kedalam bahasa Inggris.” Kata seorang temannya lagi.
“Ne. Pputtakkaimnida3.” Kata Shin Hye sambil menundukkan badan dan kembali ke tempat duduknya.
Park Shin Hye, adalah siswa baru di sebuah sekolah menengah atas di Korea. Dia pindahan dari Indonesia. Keluarganya memutuskan untuk menetap disini karena suatu hal. Shin Hye memiliki dua orang kakak. Satu laki-laki dan satu perempuan. Ia tidak memiliki adik. Setelah ia mendengar keluarganya memutuskan untuk menetap disini, Shin Hye sangat senang walaupun berat meninggalkan Indonesia. Tapi ia yakin, karena ada keluarganya, semua akan terasa sama.





“Shin Hye, bagaimana awal di sekolahmu?”
“Bagus. Kenapa?”
“Ini yang aku suka darimu. Kau bisa langsung beradaptasi dimanapun kau berada.” Kata kakaknya sambil mencubit pipi adiknya.
“Tentu saja. Memangnya  Eonnie4 ,  tidak bisa beradaptasi. O iya, bagaimana sekolah mu?”
“Lumayan. Setidaknya lebih sedikit dari yang kuharapkan.”
“Lebih sedikit?”
“Mmm. Ayo turun, Eomma5 dan Appa6 sudah menunggu untuk makan malam. Ahh benar. Setelah ini aku mau jalan-jalan ke mall membeli baju musim dingin. Kau mau ikut?”
Keoreom7  . Ayo turun.”

Shin Hye dan kakak perempuannya, Shin Yeon sedang mengobrol di kamar Shin Hye. Mereka adalah kakak adik yang sangat rukun. Kata orang tua mereka, merek tidak pernah bertengkar. Selalu menjaga satu sama lain. Sekarang mereka sedang menuju ruang makan.

“Hei.”
Mwo ya8?”
“Bagaimana hari pertamamu?”
Neomu johda9. Kalau kau? Bagaimana hari pertamamu?”
“Seperti biasalah. Aku langsung dikejar-kejar para gadis.”
“Huuh, dasar narsis.” Kata Shin Hye sambil memukul punggung kakak laki-lakinya itu.
Park Shin Hyuk. Adalah kakak Shin Hye yang paling tua. Ia selalu rukun dengan kedua adiknya. Terutama dengan Shin Hye. Sama seperti Shin Yeon. Mereka berdua tidak pernah bertengkar.
Seluruh keluarga Park sudah berkumpul di ruang makan. Mereka makan sambil bercengkrama, bercanda ria, dan menceritakan hari pertama mereka di Korea. Suasana di sini sangat mirip dengan suasana hangat di Indonesia.

“Sudah selesai. Eonni, ayo cepat! Katanya mau ke mall.”
“Iya, sebentar lagi. Sudah sana kau siap-siap duluan.”
“Oke.”

Mereka dalam perjalanan ke mall. Banyak tempat di pinggir jalan yang bisa mereka datangi untuk membeli baju musim dingin.
“Sayang ya, di Indonesia tidak ada musim dingin.” Kata Shin Hye memulai percakapan.
“Kau sepertinya sangat menyukai musim dingin.”
“Aku suka saljunya. Dan rasa hangat yang tiba-tiba muncul dari baju dan selimut yang kupakai dimusim dingin.”
“Sepertinya biasa saja. Ngomong-ngomong, apakah kau pernah berpikir untuk menemukan orang yang bisa berbahasa Indonesia disini?”
Belum sempat Shin Hye menjawab pertanyaan kakaknya, sopir taksi yang mengantar mereka berkata bahwa mereka sudah sampai. Shin Yeon segera membayar taksinya dan turun.
“Hei, kau harus mengganti 50% dari ongkos taksi tadi.”
“Hmmm.. baiklah. O iya, tadi kau menanyakan apa?”
“Pernahkah kau berpikir untuk menemukan orang yang bisa berbahasa Indonesia disini?”
“Mengapa aku harus menemukannya? Itu tidak penting sama sekali.”
“Heeeh, dengarkan aku dulu. Aku ingin buat taruhan!”
“Taruhan apa?”
“Kalau kau berhasil menemukan orang itu duluan, aku akan membayarmu sebanyak yang kau mau, tapi kalau aku yang menemukannya duluan, kau harus membayarku sebanyak yang kumau. Bagaimana?”
“Termasuk ongkos taksi?”
“Tentu saja. Bagaimana? Kau mau kan?”
“Orangnya pria atau wanita?”
“Ummm.... ahh, jika pria, kau harus berani mendekatinya dan kalau bisa kau jadikan pacar. Jika wanita, jadikan dia sebagai sahabatmu dan sering – sering ajak ke rumah.”
“Tapi jika orang yang kutemukan, baik pria maupun wanita yang ternyata sudah tua, bagaimana?”
“Kau ini! berpikirlah sedikit. Yang muda – muda saja.”
“Ishh.. merepotkan saja. Chua10 , aku akan mencari kalau aku sempat.”
“Ini baru adikku tersayang.” Kata Shin Yeon sambil tertawa dan mengacak-acak rambut adiknya.

Dan dari sinilah petualangan cinta Shin Hye dimulai.

Sepulang sekolah, Shin Hye memutuskan untuk berjalan-jalan dulu di tempat-tempat umum di Korea. Kumpulan distro di pinggir jalan, taman, kedai kopi, mall, bioskop, tempat menjual makanan kecil, dan lain-lain. Sayangnya ia hanya sendirian. Semua temannya sedang sibuk dan kakak-kakaknya juga tidak bisa menemaninya. Sudahlah, sepertinya sendirian lebih asyik. Pikir Shin Hye.
Saat dia sedang menyusuri keramaian, tiba-tiba....
“Baiklah, Bu. Aku akan segera menyusulmu di sana.”
Shin Hye seakan teringat perkataan seseorang.
’ Pernahkah kau berpikir untuk menemukan orang yang bisa berbahasa Indonesia disini?’
’ Kalau kau berhasil menemukan orang itu duluan, aku akan membayarmu sebanyak yang kau mau, tapi kalau aku yang menemukannya duluan, kau harus membayarku sebanyak yang kumau. Bagaimana?’
Chajjatta11!!” Pekik Shin Hye. Ia menemukan apa yang ia cari dalam taruhan dengan kakaknya. Seseorang di Korea yang bisa berbahasa Indonesia. Ia harus mencari tahu siapa namanya, dan berkenalan dengannya. Tapi, sesuatu telah masuk ke pikiran Shin Hye. Dia laki-laki. Dan jika laki-laki, ia harus menjadikannya pacar. Sekejap kemudian Shin Hye menyesal telah membuat taruhan itu. Tapi mau bagaimana lagi. Ia harus mengetahui asal-usul pria itu.
Diam-diam Shin Hye mengikuti lelaki itu. Dia merasa seperti penguntit. Seharusnya ia tidak boleh melakukan ini, kalau tidak ia bisa dilaporkan pada polisi. Tapi Shin Hye sudah mencari dengan susah payah. Bahkan kakaknya pun mencari setiap hari. Tapi sampai sekarang belum menemukan. Shin Hye tidak boleh membuangnya begitu saja.
Tiba-tiba pria yang diikuti Shin Hye menoleh.
“Sedang apa kau?”Tanya pria itu dalam bahasa Korea.
“Apa maksudmu? Aku sedang berjalan.”
“Berjalan boleh-boleh saja. Tapi tidak boleh mengikutiku.”
Bagaimana dia bisa tau? Umpat Shin Hye dalam hati.
“Siapa yang mengikutimu. Kemungkinan saja jalan kita sama.” Jawab Shin Hye acuh tak acuh.
Pria itu hanya mendecak dan berjalan pergi. Shin Hye berpikir ini bukanlah hal yang mudah. Pria yang dihadapinya ini sepertinya orang ketus. Berbicara pada orang yang belum ia kenal saja nada nya sudah seperti orang marah. Sesaat kemudian pria itu sampai di suatu tempat. Stasiun bawah tanah. Pria itu segera menuruni tangga. Shin Hye mengikutinya.
“Pria itu mau pergi kemana? Jangan-jangan keluar kota. Aduh bagaimana ini? Aku tidak bisa mengikutinya. Aku tidak punya pilihan lain, kalau ternyata pria itu naik kereta, aku akan berhenti disini.” Kata Shin Hye bicara pada diri sendiri.
Shin Hye tidak menyadari kalau dia sangat dekat dengan pria itu. Lalu pria itu memanggil orang di yang sedang duduk di bangku dengan sebutan ‘Ibu’ . Pria itu segera menghampiri. Shin Hye mengikutinya dengan berlari-lari kecil.
“Minhyuk-a, wasseo12. Bersama.... yeoja?” Tanya ibu itu dalam bahasa Korea.
“Apa yang ibu bicarakan? Aku datang sendirian.”
“Lalu itu siapa?” kata ibu itu sambil menujuk ke arah belakang punggung Minhyuk.
Pria yang dipanggil Minhyuk itu menoleh ke belakang. Tepat ke arah Shin Hye.
Neol13!” pekik Minhyuk sambil menunjuk ke arah Shin Hye.
“Hehehe, Annyeong.” Kata Shin Hye cengar-cengir.
“Sedang apa kau disini? Bukankah sudah kubilang kau boleh berjalan-jalan tapi tidak boleh berjalan mengikutiku.” Kata Minhyuk setengah marah.
Mian14, aku punya alasan untuk mengikutimu.”
“Itu bukan urusanku. Sudah sana pergi.”
“Tapi...”
Ibu Minhyuk memotong pembicaraan mereka.
“Minhyuk-a, kenapa kau kasar pada pacarmu sendiri?”
“P-pacar????”
PACAR!!???? Teriak Shin Hye dalam hati.
“Bibi, ini tidak se.....” Shin Hye mencoba menjelaskan.
“Minhyuk-a, kenapa kau tidak memberitahu ibu kalau kau punya pacar. Kau juga tidak pernah mengajaknya ke rumah.”
“Ibu, dengarkan aku. Dia bukan pacarku! Bahkan aku sendiri tidak mengenalnya.” Kata Minhyuk membentak, lupa kalau yang ia ajak bicara itu ibunya.
“Minhyuk-a, jangan malu-malu. Kau menyembunyikan rasa malu mu sampai kau membentak ibumu. Ayo pulang. Ajak dia juga ya.”
Shin Hye yang mendengar perkataan ibu itu langsung menyela.
“Bibi, tidak bisa. Aku tidak bisa ikut dengan anda. Saya sedang sibuk. Lagipula, apa yang anak anda katakan benar. Kami tidak saling mengenal. Ini semua cuma salah paham.”
“Minhyuk pernah bercerita sama bibi kalau dia mau mencari pujaan hati nya di Korea, tetapi  bisa berbahasa Indonesia. Jadi tidak ada alasan lagi untuk mengelak. Ayo cepat, bibi sudah kedinginan.”
“Apa?” Sejurus kemudian Shin Hye menyesal berbicara bahasa Indonesia dengan bibi ini.

Secara tidak sadar Shin Hye meminta pada Minhyuk untuk membolehkan dirinya mengikuti Minhyuk.
“Tapi jangan macam-macam!”
“Baik.” Kata Shin Hye sambil menundukkan kepala.
Ia tidak mengira akan sejauh ini.


“Silahkan diminum dulu.”
“Terima kasih, Bibi.” Kata Shin Hye dengan lembut.
“Jadi, sudah berapa lama kalian berhubungan?”
Shin Hye yang mendengar perkataan bibi itu langsung tersedak.
“Apa? Bibi, tadi kan saya sudah bilang kalau saya dan Minhyuk tidak saling mengenal.” Kata Shin Hye mengotot.
“Jadi kalau kalian tidak saling mengenal, untuk apa kamu mengikuti anak saya?”
“Sebenarnya...”
“Ini tidak seperti itu, Bu” Kata Minhyuk yang tiba – tiba muncul di ruang tamu.
Minhyuk menceritakan semuanya secara detail, Shin Hye juga membantu menceritakan. Bila ditanya, Shin Hye menjawabnya.
“Shin Hye-ah, bibi sebenarnya sudah mengerti dari awal. Tetapi bibi melakukan ini karena Minhyuk sendiri. Ia pernah bilang ke bibi kalau ia ingin mencari pujaan hatinya di Korea tapi yang bisa berbahasa Indonesia. Jadi ibu merestui kalian berdua. Kalian berdua cocok kok.”
“Cocok??? Tapi bi, kita belum saling mengenal.” Kata Shin Hye meyakinkan.
“Bibi tau, tapi akankan lebih baik jika kalian berteman kan. Cobalah untuk saling mengenal.Shin Hye-ah, sudah hampir malam, kau tidak pulang? Atau kau mau Minhyuk mengantarmu?”
“Tidak perlu, bi. Saya bisa pulang sendiri.” ujar Shin Hye sambil mengambil tasnya dan berpamitan dengan Ibu Minhyuk.
“Saya pergi dulu.”
“Hati-hati ya.”
Tanpa menjawab, Shin langsung berjalan pergi.
“Minhyuk-a, antar dia sampai depan.”
“Untuk apa?”
“Perglah sana cepat. Ibu khawatir.”
Tanpa berbicara apa-apa lagi, Minhyuk pun mengerjakan apa yang dikatakan ibunya. Ia melangkah masuk, mengambil kunci motor dan keluar.

“Naiklah.”
“Apa?”
“Cepat naik. Tidak mau?”
“Hmm, kau yang memaksa ya?”
Dalam perjalanan, mereka dalam diam. Sesaat kemudian Shin Hye memulai percakapan.
“Maaf ya. Aku tidak bermaksud membuat semua ini terjadi.”
“Tidak apa-apa, semua sudah terjadi. Ahh, aku agak tidak bisa mendengar suaramu. Bagaimana kalau kita mencari tempat yang nyaman untuk ngobrol?”
“Hmm, baiklah, terserah kau saja.”


“Ahhhh, johda15.” Kata Shin Hye setelah mencoba coklat panas yang dibeli Minhyuk.
“Enak? Kalau enak kau harus mengganti 50% dari harga coklat panas ini.”
“Kau seperti kakak perempuanku.”
“Kenapa?”
“Jika aku dibayari oleh kakakku, pasti aku disuruh menggantinya.”
“Dan kau mau?”
“Tentu saja.”
“Kau punya kakak?”
“Mmm. Satu laki-laki dan satu perempuan. Kalau kau?”
“Aku hanya punya adik.”
“Ummm.” Hening sejenak. Setelah itu ponsel Shin Hye berbunyi.
Yeoboseo16? Eomma? Ne17? Aku sedang di kedai pinggir jalan. Baiklah.” Kata Shin Hye sebelum menutup telepon.
“Minhyuk-ssi
“Shin Hye-ssi
Mereka berdua memanggil nama mereka secara bersamaan.
“Kau dulu.” Ucap Minyuk.
“Umm, terima kasih untuk hari ini. Maaf telah merepotkanmu. Aku benar-benar tidak memiliki alasan tertentu, tapi....”
“Pasti ada anggota keluarga mu yang menyuruhmu menemukan orang yang bisa berbahasa Indonesia.”
“Kok kamu bisa tau?”
“Kenapa? Jawabanku benar kan? Tidak ada alasan lain. Tapi ngomong-ngomong, kenapa wajahmu sedikit mirip dengan orang Korea?”
“Oh, ibu ku keturunan orang Korea.”
“Ohh. Oh iya, bukankah kau disuruh cepat pulang?”
“Ahh, benar. Aku pergi duluan ya.”
Dengan cepat Minhyuk menarik tangan Shin Hye. Dan seketika itu juga ia khilaf.
“Maaf. Tapi bolehkah aku mengantarmu?”
“Tentu saja.” Kata Shin Hye mengiyakan.

Perjalanan mereka berjalan mulus. Tak jarang mereka berdua tertawa bersama. dalam waktu bersamaan, Shin Hye dan Minhyuk merasa kalau mereka sudah dekat. Padahal mereka baru bertemu.  Sesaat kemudian mereka sampai.
Gomawo18, Minhyuk-ssi.”
“Mari kita putuskan.”
“Apanya?”
“Kita berbicara menggunakan bahasa Korea atau bahasa Indonesia?”
“Terserah kau saja.”
“Baiklah, bahasa Korea saja ya. Kita harus menyesuaikan dimana tempat kita.”
“Baiklah, tidak masalah.”
“Kalau begitu aku pulang dulu. Cepat masuk sana.”
“Mmm, hati-hati ya.”
Minhyuk mengangguk dan langsung pergi.
“Aku pulang.” Kata Shin Hye setelah memasuki rumahnya.
“Kau tadi pulang bersama siapa?” Kata Shin Yeon
“Ahh, teman baru. Dia bisa berbahasa Indonesia.”
Mwooo19???” pekik Shin Yeon. “Jadi kau sudah menemukan orang yang bisa berbahasa Indonesia disini?”
Maja20! Dan aku yang menang. Berikan aku 500 ribu Won.” Kata Shin Hye sambil menjulurkan tangannya kepada kakaknya.
“Tunggu dulu. Tadi itu pria atau wanita?”
“Pria.”
“Berarti aku belum bisa memberikan uangnya sekarang.”
Wae21?”
“Kau lupa? Jika laki-laki kau harus mendekatinya dulu, kalau bisa au jadikan pacar.”
“Kau kira semudah itu?”
“Aku tidak peduli.” Kata Shin yeon sambil melangkah pergi.
Eonnie!” Shin Hye berteriak memanggil kakaknya yang sudah masuk kamar.
Sedetik kemudian Shin juga Hye berjalan masuk ke kamarnya. Ia langsung membersihkan diri, lalu makan, dan kembali ke kamarnya lagi untuk istirahat. Hari ini sangat melelahkan. Banyak hal yang tidak terduga terjadi. Pikirannya langsung menuju pada Minyuk. Sepertinya, Minyuk adalah orang baik. Ia tidak seburuk kelihatannya walau waktu pertama kali mereka bertemu Minhyuk sempat membentaknya. Shin Hye teringat perkataan kakaknya. Menjadikannya pacar. Shin Hye belum pernah berpikir sejauh itu. Tapi setiap mengingat wajah Minhyuk, Shin Hye selalu tersenyum. Shin Hye segera menggelengkan kepala. Tidak mungkin ia menyukai pria yang baru ia temui. Tapi biarkan saja lah. Biarkan waktu yang menjawab semua.

5 komentar:

  1. Ahhh..... ada bahasa korea nya yang aku gak tau tulisannya. Maaf ya jelek, baru pertama kali buat :( Apalagi posternya tuh. hiiieekkk :p

    BalasHapus
  2. ciyeeee :D bagus kok ;D keren-keren :)aku suka buatan Eonn :)

    BalasHapus
  3. Gamsahamnida. enaknya dilanjut gak ya? terlalu sibuk :/

    BalasHapus
  4. lanjut dong qaqa^^ jiell suka jiell sukaa!!!!

    BalasHapus
  5. upin ipin??? okedeh, ditunggu ya

    BalasHapus

WARNING!!!! This a Rule for Comment :)

:: jangan komen tentang hal yang bersifat Negatif atau menghina orang lain
:: dimohon yang mempunyai akun pakailah nama akun nya^^
:: Don't be silent ya, "tak komen maka komen lah :D"

Gomawo ;))

comucomu

PitaPata Dog tickers