Maltese Dog

Rabu, 28 Maret 2012

[FF] I GET YOU! Part.2



Part 2
“Kau mau aku mengantarmu,  Shin Hye?” Tanya Minhyuk melalui ponsel.
“Tidak perlu, kau kan juga harus berangkat sekolah.”
“Baiklah, kalau kau yang mau. Bye.”
“Bye.” Kata Shin Hye sambil menutup telepon.
Sebenarnya, Shin Hye dan Minhyuk sudah menjalin hubungan  3 minggu lamanya setelah kesalahpahaman itu. Shin Hye ingat bagaimana raut wajah Minhyuk ketika menyatakan cintanya setelah sebulan berteman. Selama sebulan itulah cinta baru mulai tumbuh. Shin Hye sangat bahagia saat Minhyuk mengatakan bahwa Minyuk mencintainya. Sekejap kemudian Shin Hye mengingat semuanya dari awal setelah kesalahpahaman yang pernah terjadi. ...


Sehari setelah kesalahpahaman...
“Shin Hye-ya, coba ceritakan padaku dimana kau menemukan orang itu.” Kata Shin Yeon memulai percakapan.
“Orang itu? Siapa?” Tanya Shin Hye tak jelas.
“Yang terakhir kali mengantarmu pulang waktu itu. Siapa namanya? Kang Minhyuk?”
“Oh, Minhyuk. Untuk apa aku menceritakannya?”
“Aku hanya ingin tahu saja.”
Kemudian Shin Hye menceritakkan semuanya.
“Wah, kedengarannya kau menemukannya dengan mudah sekali. Itu pasti sudah takdir.”
“Takdir? Maksud Eonnie? Aku berjodoh dengannya?”
“Siapa yang tahu.”
Eonnie, tapi kan belum tentu. Lagipula aku kan belum lama berkenalan dengannya.”
“Tapi kan bisa saja terjadi. Bisa saja kau sudah menyukainya sejak pertama kali melihatnya. Cinta tidak memandang waktu.”
“Benar juga.”
“Jadi, kau sudah menyukainya?” Tanya Shin Yeon menyindir.
“Ah, Eonnie!” teriak Shin Hye sambil memukul pelan kakaknya.
Lalu pintu kamar terbuka.
“Kalian berani bersenang-senang tanpa ku?” Kata Shin Hyuk dengan suara meninggi.
Oppa1, kau menakuti kami.” Kata Shin Yeon.
“Benar sekali, Eonnie.” Kata Shin Hye menambahkan.
“Memangnya aku hantu? Ngomong-ngomong apa yang kalian bicarakan?” Kata Shin Hyuk bertanya.
Oppa, Shin Hye sudah punya pacar!” Kata Shin Yeon sambil melirik Shin Hye.
Eonnie!” pekik Shin Hye. “Kenapa Eonnie memberitahunya?” Tanya Shin Hye pelan.
“Memangnya kenapa? Oppa kan juga kakakmu.”
“Ya tapi kan...”
“Katakan pada Oppa, kalo soal cinta, Oppa tidak akan beri tahu Eomma dan Appa.” Kata Shin Hyuk memotong.
“Tuh, dengar apa kata Oppa. Oppa kan baik. Sebenarnya belum jadi pacar sih Oppa. Mereka baru beberapa hari bertemu.”
“Shin Yeon-ah, kau saja yang cerita.”
Shin Yeon menceritakan secara urut. Dari ia membuat taruhan sampai selesai. Shin Hyuk dan Shin Hye mendengarkan.
“Siapa namanya tadi? Kang Minhyuk?” Tanya Shin Hyuk.
Ne.” Kata Shin Hye.
“Shin Hye-ya, apa kau tau dia bersekolah dimana?”
“Umm, katanya dia sekolah di sebuah sekolah menengah atas di dekat salah satu Mall. Kupikir dia satu sekolah dengan Oppa. Atau mungkin tidak. Mungkin seangkatan  dengan Oppa.”
“Dia bukan hanya seangkatan dengan Oppa. Dia juga sahabat Oppa. Dan kau tahu siapa dia? Dia adalah ketua kelas di kelas Oppa, dan selalu dikerjar-kejar para gadis di seluruh sekolah.” Kata Shin Hyuk menggebu-gebu.
Jinjja-yo2 Oppa? Waaaahh, Shin Hye-ah, keberuntungan mu benar-benar berlipat ganda!”  Kata Shin Yeon pada Shin Hye.
“Tapi sepertinya ia biasa saja. Ia tidak terlalu ‘wah’ dari luar.”
“Itulah yang kusukai darinya. Memang dia orangnya seperti itu. Dia orangnya pintar lho.” Kata Shin Hyuk meyakinkan.
Jeongmal3?”  Kata Shin Hye tidak percaya.
Keoreom4 . Dia selalu dapat ranking di kelas. Shin Hye-ya, sebenarnya kau sudah berbicara banyak apa belum sih? Dari tadi kau hanya bertanya seolah-olah kau tidak mengetahui apa-apa.”
“Memang aku belum berbicara banyak dengannya. Oppa, bisakah kau mengajaknya kemari? Aku ingin memberikan kejutan untuknya.” Pinta Shin Hye.
“Umm, lusa aku ada belajar kelompok dengannya, kau mau aku mengadakannya disini?”
Keoreom . Gomawo5 Oppa , Saranghaeyo6 .” Kata Shin Hye sambil membentuk tangannya menyerupai hati.
Shin Hyuk tersenyum dan mengacak-acak rambut adiknya.

Dua hari setelah kesalahpahaman..

 “Dirumahmu?” Tanya Minhyuk.
“Iya. Bagaimana? Kau mau kan?”
“Kenapa tiba-tiba?”
“Kan belum terlambat. Ayo, tidak apa-apa.”
“Bagaimana, yang lain mau kerja kelompok di tempat Shin Hyuk?” Tanya Minhyuk pada teman-temannya yang lain.
“Tentu saja.”
“Baiklah.”
“Tidak masalah.”
Lalu mereka sepakat belajar di tempat Shin Hyuk.
“Shin Hye akan suka ini.” gumam Shin Hyuk.


Tiga hari setelah kesalahpahaman..

“Shin Hyuk-ah, ini... rumahmu?” Kata Minhyuk sambil berusaha mengingat sesuatu.
Maja. Kenapa?”
“Tunggu, ini...” Shin Hyuk tidak sempat melanjutkan kata-katanya karena lebih terfokus pada pikirannya. Sepertinya ia pernah datang ke rumah ini. Tapi untuk apa, dan untuk siapa..
“Shin Hye-ya, buka pintunya.”
Terdengar suara gadis dari dalam rumah.
“Siapa? Shin Hye? Siapa dia?” Tanya Minhyuk
“Adikku. Kenapa?”
Tidak sempat Minhyuk berkata. Sesorang sudah membuka pintu. Dan tersenyum padanya.
Oppa!” Pekik Shin Hye pada Shin Hyuk.
Neol7??”
“Lho?? Minhyuk-ssi?” Tanya Shin Hye berpura-pura.
“Jadi, Shin Hyuk ini kakakmu?” Tanya Minhyuk berusaha mengiyakan perkiraannya.
“Benar sekali. Ayo silahkan masuk. Yang lain juga ya.” Kata Shin Hye ramah.
“Ayo masuk.” Shin Hyuk menambahkan.
“Shin Hye-ya, suruh Eonnie mu buatkan minum. Nanti kau yang mengantar ya. O ya, jangan lupa camilannya.” Kata Shin Hyuk.
“Siaaaap.” Jawab Shin Hye mantab.
Shin Hye melirik Minhyuk yang masih sedikit kebingungan dan tersenyum sendiri.
Shin Hye melangkah ke dalam dimana Shin Yeon bersembunyi di dapur. Kemudian Shin Yeon mengerjakan apa yang dikatakan Shin Hye. Setelah selesai, Shin Hye membawa minuman dan camilan pesanan kakak laki-lakinya itu.
“Oppa, yeogi8 .” Kata Shin Hye sambil memberikan minumannya. Lalu mata Shin Hye beralih ke mata Minhyuk.  “Minhyuk-ah, kau kenapa? Kaget melihat aku adalah adik Shin Hyuk?”
“Ahh.. tidak.. tidak,  aku... baik baik saja.” Kata Minhyuk terbata.
“Benarkah? Wajahmu terlihat terkejut sekali.”
“Benar. Aku tidak apa-apa.”
“Baiklah.” Kata Shin Hye dan langsung melangkah pergi.
Minhyuk melihat Shin Hye pergi ke dalam sampai hilang dari pandangan.

Sementara di kamar Shin Yeon..
Eonnie! Kyaaaaaaaa, neomu johda!”
Keurae9?  
“Mmm. Gomawo Eonnie.”
Ne. Sepertinya adikku telah jatuh cinta.” Kata Shin Yeon sambil tersenyum.
Mwo ya.. . Eonnie, tidak bisakah kita membuatnya sering kesini?”
“Enak saja. Di lain hari kau harus usaha sendiri. Atau...”
“ Atau apa?”
“Atau aku tidak akan memberikan 500rb won padamu.” Kata Shin Yeon terkikik.


Seminggu setelah kesalahpahaman..

“Adikmu cantik.” Ucap Minhyuk.
“Adikku? Yang mana? Adikku kan ada dua.” Tanya Shin Hyuk bingung.
“Ha? Adik? Siapa yang bilang adik? Memangnya tadi aku bertanya apa?” kata Minhyuk berpura-pura. Baru sadar ia mengatakan apa yang dipikirkannya.
“Ah, kau ini. Sejak kapan kau jadi pelupa?” Tanya Shin Hyuk kembali bingung.
Lama-lama Shin Hyuk menyadari  bahwa sahabatnya yang satu ini perlahan-lahan mulai menyukai adiknya. Sudah terlihat jelas sejak terakhir kali Minhyuk ke rumahnya, dan melihat Shin Hye, sepulangnya dari belajar kelompok Minhyuk mengatakan bahwa ia ingin suatu hari nanti jika ia ada tugas kelompok lagi, Minhyuk ingin mengerjakan disini lagi. Pernah suatu hari, Minhyuk menanyakan satu pertanyaan pada Shin Hyuk. Minhyuk bertanya apakah Shin Hye sudah punya kekasih atau belum, karena tidak terlalu mendegar dengan jelas, Shin Hyuk menanyakan apa yang Minhyuk katakan, tetapi Minhyuk bilang ia lupa ia tadi menanyakan apa. Perasaan ini biasa di sebut salting atau salah tingkah . Sebenarnya Shin Hyuk ingin memberitahu hal ini pada Shin Hye. Tetapi ia mengurungkan niatnya. Biarkan semua ini menjadi rahasia. Biar mereka berdua saling mengetahui dari satu sama lain bahwa mereka saling cinta.




Sepuluh hari setelah kesalahpahaman...

Shin Hye sedang berjalan-jalan mengitari taman di sore hari. Ia sengaja menunggu dan ingin melihat matahari terbenam. Tiba-tiba ponselnya berdering. Ia segera mengambil ponselnya dari tas dan melihatnya. Nomor tak dikenal. Mungkin salah sambung. Tapi, tidak ada salahnya diangkat. Tanpa berpikir lagi, Shin Hye menjawabnya.
Yoboseo10?”
Jigeum eodiro11?”
Mwo? Ige nuguya12?”
Nae ya13, Minhyuk.”
Apa??? Minhyuk? Kang Minhyuk? Teriak Shin Hye dalam hati.
“Kang Minhyuk? Darimana kau dapat nomor ponselku?”
Isn’t important, now where are you?”
Shin Hye dengan lembut menyebutkan tempat dimana ia sekarang.
Kiddaryo14.”
Wae15? ..”
Belum sempat Shin Hye melanjutkan kata-katanya di telepon, Minhyuk sudah menutup teleponnya. Semenit kemudian, matahari sudah mulai terbenam. Indah sekali. Semua terlihat jelas dari sini. Shin Hye selalu menyukai momen ini. Jarang sekali ia bisa melihat momen langka seperti ini.
Ya!.” Seru Minhyuk dari belakang Shin Hye, dan langsung duduk di sebelah Shin Hye.
“Oh? Minhyuk-a? Onjje wasseo16?”
“Baru saja. Sedang apa kau disini?”
“Sedang menikmati indahnya matahari terbenam. Kalau kau? Sedang apa kau disini?”
“Hanya untuk menemuimu. Ibu ku mengundangmu untuk makan malam.”
“Mwo? Yang benar saja.” Kata Shin Hye kaget.
“Ini hari spesial untuknya.”
“Memangnya hari ini hari apa?” Tanya Shin Hye.
“Hari ulang tahun ibuku, ulang tahun ayahku, sekaligus ulang tahun pernikahan mereka.”
“Wow, kenapa bisa sama? Wah, benar-benar langka.”
“Jadi, bagaimana? Kau mau datang?”
“Mmm, baiklah. Minhyuk-a, apa boleh aku ganti baju dulu?”
“Tentu saja. Ayo cepat, aku akan mengantarmu.” Kata Minhyuk yang langsung berdiri.
Gomawo.”  Balas Shin Hye.
Shin Hye mengikuti Minhyuk menuju tempat dimana motor Minhyuk diparkirkan.
Dalam perjalanan...
“Malam ini dingin sekali.” Ucap Minhyuk.
“Benarkah? Aku tidak merasa kedinginan. Apa aku yang sudah  terbiasa.” Kata Shin Hye senang.
“Benar-benar berbeda drastis dengan Indonesia.”
“Siapa yang tidak tahu itu.” Ceplos Shin Hye. “Minhyuk-ssi, Bolehkah aku menanyakan sesuatu?”
“Tentu.”
“Mengapa keluargamu pindah kemari?”
“Untuk mengindar.”
“Menghindar? Dari apa?”
“Ayahku.”
Sejenak hening, kemudian Shin Hye memutuskan untuk tidak bertanya lagi. Seakan bisa membaca pikiran Shin Hye, Minhyuk menjawabnya.
“Ayahku bilang kami pengganggu. Ayah bilang kami tidak seharusnya berada di sisinya. Tapi kami bilang kami hanya ingin membantu. Tapi Ayahku sudah terlanjur marah. Ia tidak ingin kami di sisinya lagi. Ya sudah, aku, ibu dan adikku memutuskan untuk pindah kemari.” Minhyuk tertawa sedikit. “Kalau mau pergi lebih baik yang jauh sekalian kan? Dan negara inilah tujuan kami.” Minhyuk mendesah dan mengakhiri ceritanya. “Sudah sampai. Cepat sana ganti baju, sebelum terlambat.”
Dengan lemas, Shin Hye turun dari motor.
Gomawo, aku masuk dulu. Kau menunggu disini kan?”
“Iya, sudah sana cepat.”
Shin Hye langsung berjalan menuju pintu rumahnya. Tiba-tiba Shin Yeon menghampiri.
“Shin Hye-ya, dari mana kau?” Tanya Shin Yeon.
“Eo? Dari taman. Eonnie, mian. Aku tidak bisa menemanimu ngobrol.”
“Lho? Kenapa?”
“Aku mau pergi lagi.” Kata Shin Hye menaiki tangga.
“Mau kemana lagi?” Seru Shin Yeon.
Shin Hye berhenti melangkah. “Ke ulang tahun ibu Minhyuk.”
“Ha?”
“Sudahlah. Nanti aku jelaskan. Sekarang Minhyuk sedang menungguku di luar. Tidak enak kalau dia menunggu terlalu lama.” Kata Shin Hye, setelah itu melangkah pergi.

Sepuluh menit kemudian, Shin Hye keluar rumah dan menghampiri Minhyuk.
Sesaat mata Minhyuk tidak bisa berkedip saat melihat kecantikan Shin Hye. Rambutnya dibiarkan tergerai, memakai baju yang modis dan bawahan memakai stocking dan dilapisi rok tipis berwarna putih. Karena tidak mau menunjukan kekagumannya, Minhyuk segera menyuruh Shin Hye menaiki motor dan berangkat.
Sesampainya di rumah Minhyuk, Shin Hye langsung diajak Minhyuk masuk. Ibu Minhyuk yang baru keluar rumah sangat terkejut saat melihat Shin Hye datang.
“Omo! Ige nuguya? Shin Hye-ya?” Kata ibu Minhyuk tak percaya.
“Annyeonghaseyo, Ajjumma.” Kata Shin Hye sambil membungkukkan badan.
“Annyeong. Ayo silahkan masuk.”
“Ne.”
“Silahkan duduk.” Ibu Minhyuk menyuruhnya duduk di salah satu kursi meja makan.
“Gamsahamnida.”
Minhyuk juga ikut duduk di sebelah Shin Hye.
“Bibi tebak, Minhyuk sudah bilang padamu kalau ini hari ulang tahun bibi.”
“Benar.”
“Ini adalah ulang tahun bibi yang ke 45. Bibi sangat senang masih bisa merayakannya bersama Minhyuk, dan juga...”
Tidak sempat melanjutkan kata-katanya, seorang gadis kecil muncul dari dalam.
Eomma, Oppa, ige nuguya?” tanya gadis kecil itu sambil menunjuk Shin Hye.
“Gyu Ri-ya. Perkenalkan, ini  Shin Hye Eonnie.” Kata Minhyuk memberitahu adik perempuannya.
“Annyeong. Perkenalkan, nama Eonnie Park Shin Hye.” Kata Shin Hye memperkenalkan diri.
“Eonnie! Dia Oppa ku!” kata Gyu Ri.
“Iya, Eonnie tau. Kamu lucu sekali. Neomu kyeopta.” Kata Shin Hye sambil mencubit pipi Gyu Ri.
Eonnie, neol neomu yeppeo.”
Jinjja? Waaa, gomawo Gyu Ri-ya.”
“Gyu Ri-ya, ayo duduk disini. Jangan ganggu Eonnie. Ayo makan. Shin Hye-ya, kau juga harus makan. Ayo silahkan dicoba semua. Ini buatan Minhyuk lho.” Kata ibu Minhyuk sambil mengambil makanan untuk Gyu Ri.
“Minhyuk bisa memasak? Aku saja tidak bisa. Aku tidak ada yang mengajari. Menyedihkan sekali.”
Jinjja? Kalau begitu datang saja kesini, biar Minhyuk yang mengajari mu.”
“Ne? Ah, tidak perlu. Tidak apa-apa.”
“Tapi bibi yang memaksa. Tiga kali seminggu, kau harus datang. Biar Minhyuk yang menjemputmu.”
“Tidak perlu, aku yang akan datang ke rumah ini sendiri.”
“Baiklah. Minhyuk-ah, ajari Shin Hye ya.” Kata ibu Minhyuk.
“Kalau dia mau, Bu.”
“Hei, kau ini bagaimana sih, dia kan tidak ada yang mengajari.”
“Kenapa tidak ibu saja?”
“Hei kau ini!”
“Hhhhh, baiklah. Shin Hye-a, aku hanya bisa hari Kamis, Sabtu dan Minggu. Bagaimana?”
“Baiklah. Dimulai dari minggu depan?”
“Iya.”
“Oke. Besok Kamis aku akan datang.”



Enam belas hari setelah kesalahpahaman...
“Mwo? Les memasak? Bersama Minhyuk?” Tanya Shin Yeon kaget.
“Mmm, dan besok adalah harinya.”
“Boleh aku ikut? Aku kan juga ingin bisa memasak.”
Andwae! Kau tahu, ibunya Kang Minhyuk yang menyuruhku les masak dengan Minhyuk.”
“Chh, lalu aku bagaimana?”
“Sepulang aku dari rumah Minhyuk, aku akan mengajarimu. Kau mau kan?”
Jinjja? Yey, aku akan bisa memasak.”
“Sepertinya kau senang sekali.”
“Tentu saja lah. Wanita jaman sekarang kalau tidak bisa memasak kan memalukan.”
“Benarkah. Kalau begitu, aku mau pergi siap-siap untuk besok.”
“Baiklah.”
Annyeong, Eonnie.”
“Mmm.”

Tujuh belas hari setelah kesalahpahaman...

Akhirnya, Shin Hye sudah sampai di rumah Minhyuk. Kelihatannya tidak ada orang. Lalu Shin Hye mencoba mengetuk pintu. Tidak ada jawaban. Lima detik kemudian seseorang sedang mendekat ke pintu dan membuka pintu.
Wasseo? Ayo masuk.” Perintah Minhyuk.
Gomawo. Aku kira tidak ada orang. Dari luar terlihat sepi sekali.”
“Ibu dan adikku sedang keluar. Mau minum apa?” Tanya Minhyuk.
Dwaesseo. Bisa kita mulai sekarang?”
“Tentu. Ayo ke dapur.” Kata Minhyuk sambil menunjukkan arah.

Shin Hye dan Minhyuk sudah sampai di dapur. Dapur itu terlihat cukup luas. Barang-barangnya juga tertata rapi. Setiap orang yang berada di dapur ini akan merasa betah. Termasuk Shin Hye.

“Kau ingin bisa membuat apa?” Tanya Minhyuk.
“Umm, bagaimana kalau kimbab? Aku suka makan kimbab tapi tidak tahu rasanya.” Jawab Shin Hye.
“Baiklah. Pertama tama kau harus pakai celemek dulu, supaya baju mu tidak kotor.” Kata Minhyuk sambil mengambil celemek dari dalam laci, kemudian memberikannya pada Shin Hye.
Gomawo.” Kata Shin Hye sambil menerima celemek dari Minhyuk.

Satu jam mereka memasak, akhirnya selesai juga.
“Ini buatan ku. Ayo dicoba.” Kata Shin Hye pada Minhyuk.
“Sudah lumayan. Hei, rasanya enak!. Sugohaesseo!”
Jeongmal?”
“Mmm, tapi masih banyak perbaikan. Lain kali kau harus mencobanya sendiri ya.”
Ne. Minhyuk-ssi,  aku bisa pulang sekarang kan?” Tanya Shin Hye ragu.
“Tentu. Kau mau aku mengantarmu?”
“Tidak perlu. Minhyuk-a, aku tidak tahu apa besok aku bisa datang atau tidak. Karena...”
Shin Hye tidak melanjukan kata-katanya, tetapi memberikan sebuah undangan pada Minhyuk.
“Datanglah. Jangan sampai terlambat. Aku pergi dulu.” Kata Shin Hye sambil meninggalkan Minhyuk.
Minhyuk hanya menggangguk. Dan sedetik kemudian melihat apa yang diberikan Shin Hye padanya. Kartu undangan ulang tahun Shin Hye. Besok. Sejenak pikiran Minhyuk kosong. Sejurus kemudian ia tau ia harus melakukan apa.
Sementara di rumah Shin Hye..
“Bagaiamana? Kau sudah memberikan undangannya?”
“Sudah. Eonnie, bagaimana kalau dia tidak datang?” Tanya Shin Hye.
“Pasti datang. Kau kan sudah memberinya undangan.”
“Tapi kalau dia tidak menanggapinya bagaimana?”
“Sudahlah. Yang kau perlukan hanya bersiap-siap untuk besok.”
“Mmm, kau bisa membantu ku kan?”
“Tentu saja. Kajja!


3 komentar:

  1. KEREN (y)
    Tapi gmna reaksi minhyuk klu tau taruhan itu ya?:D
    Penasaran

    BalasHapus
  2. Bagus...jarang-jarang shinhye dipasangin sama minhyuk^_^
    Suka...lanjutin ya

    BalasHapus
  3. Bagus...jarang-jarang shinhye dipasangin sama minhyuk^_^
    Suka...lanjutin ya

    BalasHapus

WARNING!!!! This a Rule for Comment :)

:: jangan komen tentang hal yang bersifat Negatif atau menghina orang lain
:: dimohon yang mempunyai akun pakailah nama akun nya^^
:: Don't be silent ya, "tak komen maka komen lah :D"

Gomawo ;))

comucomu

PitaPata Dog tickers