Maltese Dog

Minggu, 19 Februari 2012

[FF]: Our last meet #3


Hari yang ditunggu-tunggu pun tiba, hari  dimana aku dan Sungmin akan mengadakan makan malam. Entah mengapa aku deg-degan, bukan karena senang. Tetapi , aku deg-deg an karena merasa ada sesuatu hal buruk yang akan terjadi. Semoga itu hanya perasaanku saja.
Karena tak sabar menunggu waktu makan malam bersama Sungmin, aku meng-smsnya.
“Sungmiiiin!” (sunny)
“Sunny! Ada apa? Kok sms? Ga sabar yaaa nantiii?” (Sungmin)
“hahaha iya niih.. ga sabar banget.. masih jam 3 sore lagi! .. kapan sih jam 7 nya? -..- “ (sunny)
“hahaha.. kamu mau tau jam 7 nya kapan? 4 jam dari sekarang hahahah “ (Sungmin)
“huuuu dasaaar.. itu maah nenek-nenek peyot juga tau -_-“ (sunny)
“hahahha.. kamu ada-ada aja “ (Sunngmin)
“loooh.. kok begitu? Bukannya harusnya aku yang ngomong kayak gitu.. huuu dasar aneh :D “ (sunny)
“heheheh.. yaaa maap.. “ (sungmin)
“hhahah.. iyaa gak papa .. oiaaa.. udahan dulu yaaa sms an nya.. sampai ketemu nanti ! “ (sunny)
“iyaaa sunny.. “ (sungmin)


Akhirnya percakapan kita disms pun selesai.. dan tak terasa sudah hampir jam 5. Untuk mempercepat waktu, aku pun langsung mandi dan bersiap-siap. Setelah selesai bersiap-siap, perasaan tak enak itupun muncul lagi, entah mengapa aku ingin mengundur waktu makan malam aku dan sungmin ke lain hari. Aku takut ada apa-apa nantinya. Baru ingin meng-sms Sungmin, tetapi dia sudah menjemputku di luar rumah. Aku pun langsung melupakan perasaan itu dan menghampiri Sungmin. tak biasanya ia menjemputku dengan mengendarai motor. “Sungmin! tumben amat naik motor?” tanyaku. “heheh iyaa.. aku mau nyari suasana baru hehe” jawab sungmin. aku pun langsung berpamitan dengan ibu dan pergi untuk makan malam.

Di perjalanan, aku merasakan semakin lama laju motor Sungmin semakin cepat. Aku takut. Peganganku pun ku kuatkan. “Sungmiiin jangan ngebut dong, takut nih akuu!” pintaku. “hahaha.. kamu pegangan aja yang erat, tenang aja kan ada aku” ujarnya. Akupun mengikuti apa yang diperintah nya. Beberapa lama kemudian kecepatan motor Sungmin tak kunjung melambat. “Sungmin.. jangan ngebuut.. nakal deh kamu.. kalo ditilang polisi gimana?” ujarku. “aku mau pelan tapi dengan satu syarat” ujarnya. “apa ituu?” tanyaku. “ambil helm yang ada di kepalaku dan pakaikan di kepalamu ” ujarnya. Dengan segera aku mengambil helm yang ada dikepalanya dan memakaikannya di kepalaku. “niih.. udaaah.. sekarang pelanin dong motornya” pintaku . “eiitss.. ga segampang itu.. sekarang aku mau denger kamu bilang aku cinta kamu dulu ke aku!” ucapnya. “apaan sih kamu? Ayo doong! Pelanin motornya.. kamu ngomong kayak gitu kayak mau kemana aja” ujarku. “yaudah.. aku ga bakal pelanin motornya” ujarnya, ngambek. “iyaaa... iyaa.. aku sayang kamu Sungmiin!” teriakku.  Sungmin pun tersenyum. berpapasan dengan itu pula, aku baru menyadari bahwa ia ngebut karena remnya Blong. Dengan segera aku berfikir untuk memberikan helmnya kembali, tetapi terlambat. Karena kecepatan yang sangat kencang itu, motor akhirnya tak terkendali. 

Dan akhirnya motor yang aku dan Sungmin kendarai menabrak pembatas jalan. Dan aku pun tak sadarkan diri. Setelah aku terbangun “Sungmiin” ujarku dengan mata setengah merem. Aku pun meraba-raba daerah sekitarku. Dan aku menemukan Sungmin tergeletak disana dan berlumuran darah. “sungmiin! Bangun sungmiin.. banguuun!” ujarku. Tak terasa air mata menetes di pipiku. Aku takut terjadi sesuatu dengan Sungmin. “sungmin banguuung!” tangis ku sambil menggoyang-goyangkan tubuh Sungmin. tetapi sungmin tetap tidak bangun. Aku berfikir yaaa Tuhan apakah ia telah pergi? Jangan ambil dia .. aku masih ingin mengahabisakan waktu-waktu indahku bersamanyaa. Tetapi , Tuhan berkehendak lain. Sungmin telah meninggal. Tak ada nafas yang terhembus dari hidungnya. Aku pun menangisi kepergian sungmin. ternyata ini yang membuatku berperasaan tidak enak. Mengapa harus saat kita ingin makan malam berdua untuk pertama kali , tetapi malah nyawanya pergi? Mengapaaaaa?. Kurasa ini sebabnya ia memberiku helm ini, agar aku selamat. Terima kasih Sungmin, semoga engkau diterima disisiNYA. Aku sangat tidak terima denngan keputusan itu, why? Our first dinner to be our last meet?.  Aku hanya dapat mengikhlaskan kepergiannya. Dan itulah trakhir aku bertemu dengannya sebelum ia meninggal.


>>THE END<<

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

WARNING!!!! This a Rule for Comment :)

:: jangan komen tentang hal yang bersifat Negatif atau menghina orang lain
:: dimohon yang mempunyai akun pakailah nama akun nya^^
:: Don't be silent ya, "tak komen maka komen lah :D"

Gomawo ;))

comucomu

PitaPata Dog tickers